Menciptakan Karakter Anak yang Baik - AL-MA'UNAH KEPUH

KEPUH - PALIMANAN - CIREBON

Jl. Ki Ageng Tepak Ds. Kepuh Kec. Palimanan Kab. Cirebon Kode Pos 45161 Telp. (0231) 341780

test

Senin, 14 Mei 2018

Menciptakan Karakter Anak yang Baik

Menciptakan Karakter Anak yang Baik

www.pinterest.com

Kemajuan suatu negara tidak bisa diperjuangkan dengan kepintaran warga negaranya semata. Tapi harus dibarengi dengan karakater/kepribadian yang baik juga. Manusia yang mengutamakan kepintaran dalam bernegara akan menimbulkan jalan-jalan baru dan inovasi-inovasi yang dapat merusak tatanan negara dan hidup bermasyarakat. Sebaliknya, warga negara yang mengedepankan karakter/kepribadian akan menciptakan negar yang nyaman dan tertib. Tapi dengn tidak adanya ilmu yang ia miliki, jangan berharap negara bisa maju. Karena mereka tidak dapat membuat inovasi-inovasi untuk menyikapi kemajuan zaman yang semakin hari semakin aneh dan rumit.

Melihat hal ini, kepintaran atau ilmu pengetahuan dan karakter atu kepribadian yang baik harus dimiliki oleh setiap individu warga  negara. Agar hidup bermayarakat antar warga negara  dapat berjalan dengan maslahat. Hal ini sangat penting  bagi Indonesia yang merupakan negara majemuk  terdiri dari berbagai suku, bangsa, dan agama.

Bagaimana cara mencetak setiap individu warga negara yang didambakan oleh Indonesia? Bapak Presiden Joko Widodo pada masa kampanye pilpres tahun 2014 lalu ingin melakukan revolusi mental. Karena permasalahan yang ada di Indonesia sekarang diakibatkan oleh mental rakyat yang jauh dari norma-norma dan nilai-nilai keluhuran  budaya bangsa Indonesia. Kepintaran rakyat Indonesia tidak jangan ditanya lagi. Sekarang sudah banyak mahasiswa-mahasiswa keluaran berbagai universitas ternama baik dalam negri atau luar negri, kemampuannyapun tidak kalah saing. Dan banyak pula siswa-siswa yang berprestasi dalam kancah internasional.

“Saya kira kita juga sudah mulai memberikan pembelajaran di guru-guru PAUD umur emasnya 1-12 tahun harus dimulai dari situ, kedisiplinan masalah yang berkaitan dengan kemajemukan ini yang kuta harus lakukan, saya kira jorgan-jorgan bukan masanya.” Ungkap Bapak Jokowo

Proses sosialisasi sendiri menurut kuntjoro diningrat adalah proses belajar yang dialami oleh individu sejak kanak-kanak sampai masa tuanya. Ia belajar polap-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu sekelilingnya yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Proses sosialisasi dimulai dari anakitu lahir dan yang berperan penting dalam menciptakan anak yang berperilaku baik adalah orang tuanya.  Keluarga adalah individu pertama kali berinteraksi dengan anak dimulai dari anak baru lahir yang ia dengar dan tersimpan dalam otak adalah suara-suara yang keluar dari keluarganya. Anak mulai belajar bicara berdasarkan apa yang ia dengar.


www.huffingtonpost.co.uk

Anak juga  akan mengikuti apa yang ia lihat dari keluarganya. Bagaimana cara orang tuanya makan, berjalan dan hal lainnya. Semua hal yang dilakukan orang tua adalah panutan bagi anak dan ia akan melakukannya. Bagi orang tua harus pintar bertingkahlaku, apa yang harus ia lakukan dan ia tinggalkan di depan anak mereka. Anak pada usia dini bagaikan buku baru keluarga adalah penulisnya, untuk menciptakan karakter anak yang baik keluarga harus mengajarkan nilai-nilai dan norma-norma yang baik pula. Keluarga juga bis amempraktekannya bukan hanya teori belaka. Karena pada dasarnya sikap anaktidak jauh beda dengan sikap orang tuanya.  Seperti pepatah mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

Orang tua juga berhak menegur/menghukum anak, jika anak berperilaku senonoh yang ia dapatkan ketika berinteraksi di luar rumah. Zaman sekarang medsos sudah masuk ke semua usia dari anak usia dini sampai manula. Pengaruhnya sangat terlihat seklai dari sikap yang ditampakkan oleh penggunanya. Di sni peran orang tua untuk menghandle  kegiatan anak, kapan waktu anak belajar dan kapan waktu anak bermain. Bermainpun harus diperhatikan apakah itu layak bagi mereka. Sebenarnya bermain dengan anak sebayanya itu lebih baik bagi mereka dibandingkan dengan bermain medsos, karena dengan bermain anak menjadi lebih akif dan berguna juga untuk melatih kerja otak. 


 Setelah keluarga individu yang berperan untuk menciptakan karakter anak yang baik adalah masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar yang baik akan membawa perlaku anak yang baik pula begitu juga dengan sebaliknya. Dimana anak bermain ia akan kena getahnya, misalkan anak bermain dengan penjual minyak wangi maka ia akan bau wangi, sebaliknya jika bermain dengan tukang sampah maka ia akan bau sampah.

Pada bulan januari 2018 ada berita viral tentang anak kelas 1 SD asal Surabaya yang kecanduan seks. Setelah ditelusuri ternyata anak itu sejak usia 2 tahun hidup di Dolly, yang merupakan tempat prostitusi. Waktu umur 2/3 tahun anak ini sudah pernah menonton video yang tak layak bagi anak seumurannya. Lebih parah lagi ia pernah mengajarkan berciuman kepada adiknya yang laki-laki dan perempuan.

Jika sekolah adalah tempat mencari ilmu maka keluarga dan masyarakat adalah tempat prakteknya dan tempat menempa karakter/ kepribadain anak. Jika seiap individu memiliki karakter/ kepribadain yang baik, bukan tidak mungkin norma-norma dan nilai-nilai bangsa sebagai budaya akan berjalan sesuai dengan semestinya. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar