Orang bijak adalah orang yang mampu mengambil ‘ibroh/pelajaran dari apa yang ia lihat ia dengar dan ia rasakan baik yang menimpa pada dirinya dan juga dari apa yang terjadi pada orang lain baik itu dari masa-masa yang lalu maupun dari apa yang sedang terjadi saat sekarang ini. Di antara hikmah yang terjadi dimasa lalu adalah bagaimana kita mengambil pelajaran dari apa yang dikisahkan oleh Allah dari umat-umat terdahulu dari para nabi, para rosul dan para waliyullah, Allah berfirman dalam surat Yusuf ayat : 111
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لأولِي الألْبَابِ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَى وَلَكِنْ تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”
Dan diantara kisah-kisah itu adalah kisa Nabi Musa AS dengan Fir’aun yang secara khusus Allah sampaikan kepada Nabi kita Muhammad SAW dalam surat Al-Qoshos ayat 3-6 :
نَتْلُوا عَلَيْكَ مِنْ نَبَإِ مُوسَى وَفِرْعَوْنَ بِالْحَقِّ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (٣)إِنَّ فِرْعَوْنَ عَلا فِي الأرْضِ وَجَعَلَ أَهْلَهَا شِيَعًا يَسْتَضْعِفُ طَائِفَةً مِنْهُمْ يُذَبِّحُ أَبْنَاءَهُمْ وَيَسْتَحْيِي نِسَاءَهُمْ إِنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ (٤)وَنُرِيدُ أَنْ نَمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الأرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ (٥)وَنُمَكِّنَ لَهُمْ فِي الأرْضِ وَنُرِيَ فِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَجُنُودَهُمَا مِنْهُمْ مَا كَانُوا يَحْذَرُونَ (٦)
3. Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir'aun de- ngan benar untuk orang-orang yang beriman.
4. Sesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun Termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.
5. dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi
6. dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir'aun dan Haman beserta tentaranya apa yang se- lalu mereka khawatirkan dari mereka itu
Seesungguhnya orang-orang beriman akan selalu mendapat halangan dan rintangan dari musuh-musuh islam dari orang kafir dan dari orang-orang Munafiq, dan ketika mereka bersabar bersungguh-sungguh dan teguh hatinya dalam menghadapi halangan dan rintangan tersebut maka pertolongan dari Allah dan kemenangan akan di raih, begitu pula dengan Fir’aun ketika ia mengancam orang-orang beriman yang diceritakan dalam Al Qur’an surat Al ‘Araf ayat 127 :
وَقَالَ الْمَلأ مِنْ قَوْمِ فِرْعَوْنَ أَتَذَرُ مُوسَى وَقَوْمَهُ لِيُفْسِدُوا فِي الأرْضِ وَيَذَرَكَ وَآلِهَتَكَ قَالَ سَنُقَتِّلُ أَبْنَاءَهُمْ وَنَسْتَحْيِي نِسَاءَهُمْ وَإِنَّا فَوْقَهُمْ قَاهِرُونَ
“Berkatalah pembesar-pembesar dari kaum Fir'aun (kepada Fir'aun): "Apakah kamu membiarkan Musa dan kaumnya untuk membuat kerusakan di negeri ini (Mesir) dan meninggalkan kamu serta tuhan-tuhanmu?". Fir'aun menjawab: "Akan kita bunuh anak-anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup perempuan-perempuan mereka; dan Sesungguhnya kita berkuasa penuh di atas mereka".
Maka Nabi Musa menanggapi ancaman seperti itu dengan menyeru semua pengikutnya dari orang-orangayang beriman untuk segera memohon pertolongan kepada Allah dan bersabar dalam menghadapi cobaan ini dan beliau menjanjikan kepada pengikutnya bahwa pertolongan Allah akan datang, seperti apa yang disebutkan dalam Al Qur’an dalam surat Al A’raf ayat 128-129 :
قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ اسْتَعِينُوا بِاللَّهِ وَاصْبِرُوا إِنَّ الأرْضَ لِلَّهِ يُورِثُهَا مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ (١٢٨) قَالُوا أُوذِينَا مِنْ قَبْلِ أَنْ تَأْتِيَنَا وَمِنْ بَعْدِ مَا جِئْتَنَا قَالَ عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُهْلِكَ عَدُوَّكُمْ وَيَسْتَخْلِفَكُمْ فِي الأرْضِ فَيَنْظُرَ كَيْفَ تَعْمَلُونَ (١٢٩)
128. Musa berkata kepada kaumnya: "Mohonlah pertolongan kepada Allah
dan bersabarlah; Sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dihendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa."
129. kaum Musa berkata: "Kami telah ditindas (oleh Fir'aun) sebelum kamu datang kepada Kami dan sesudah kamu datang. Musa menjawab: "Mudah-mudahan Allah membinasakan musuhmu dan menjadikan kamu khalifah di bumi(Nya), Maka Allah akan melihat bagaimana perbuatanmu.
Dan berlangsunglah perseteruan antara yang haq dan yang bathil, yaitu antara Musa dan Fir’aun, pada akhirnya Allah memerintahkan Nabi Musa AS beserta kaumnya untuk keluar dari negri Mesir guna menyelamatkan agama mereka. Mendengar berita bahwa Musa dan pengikutnya akan keluar dari mesir , Maka Fir’aunpun mengumpulkan bala tentaranya untuk mencegah dan mengejar Musa dan kaumnya, hal ini trgambar dalam Al qur’an surat Asy Syu’ara 54-56:
إِنَّ هَؤُلاءِ لَشِرْذِمَةٌ قَلِيلُونَ (٥٤)وَإِنَّهُمْ لَنَا لَغَائِظُونَ (٥٥)وَإِنَّا لَجَمِيعٌ حَاذِرُونَ (٥٦)
54. (Fir'aun berkata): "Sesungguhnya mereka (Bani Israil) benar-benar golongan kecil,
55. dan Sesungguhnya mereka membuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita,
56. dan Sesungguhnya kita benar-benar golongan yang selalu berjaga-jaga".
Tatkala bala tentara Fir’aun mengejar Musa dan kaumnya sampai di sebuah pantai, kaum Nabi Musa makin merasa ketakutan dan kepanikan yang luar biasa karena pasti bala tentara Fir’aun akan membantai dan membunuh mereka di tempat itu, maka di tengah kepanikan itu mereka berteriak :
إِنَّا لَمُدْرَكُونَ (٦١)
"Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul." (QS. As Syu’ara’: 61)
Maka ketika itu Musa AS menenangkan mereka dengan mengatakan:
قَالَ كَلا إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ (٦٢)
“Musa menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul; Sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” (QS. As Syu’ara’: 62)
Dan terbuktilah janji Allah tersebut dengan memerintahkan Musa untuk memukulkan tongkatnya ke air laut itu dan terbentanglah seketika itu juga jalan seperti daratan di tengah laut maka Musa dan pengikutnya segera melintasi jalan tersebut sehingga sampai di sebrang lautan dengan selamat, dan pasukan Fir’aunpun ikut menyebrangi jalan tersebut, namun ketika pasukan itu sudah berada ditengah perjalanan Allah dengan kuasanya mengembalikan jalan itu menjadi air laut lagi dengan gelombang ombak yang sangat besar sehingga tenggelamlah Fir’aun beserta bala tentaranya di tengah lautan itu, Musa dan pengikutnya menyaksikan kejadian itu.
Begitulah bagaimana keyakinan dan keteguhan Nabi Musa AS akan pertolongan Allah SWT dalam keadaan kritis sebahaya apapun ini persis di alami juga oleh Nabi kita Muhammad SAW ketika Ia keluar bersama sahabatnya Abu Bakar Ashiddiq untuk berhijrah ke Madinah mereka berdua terlebih dahulu bersembunyi di sebuah gua yaitu gua tsour dan orang-orang kafirpun tidak mau kehilangan jejak, mereka melakukan pengejaran dan pencarian sehingga sampailah di atas gua yang Rosulullah dan sahabatnya bersembunyi disitu, sehingga Abu Bakar dengan merasa khawatir terhadap jiwa Rosulullah Ia berkata : “Kalaulah salah seorang dari mereka melihat kakinya mereka pasti melihat kita” maka turunlah ayat :
إِلا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (٤٠)
“Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) Maka Sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang Dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu Dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir Itulah yang rendah. dan kalimat Allah Itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. At Taubah : 40).
Maka sesungguhnya pertolongan Allah datang dengan kesabaran dan kelapangan datang setelah kesempitan serta kemudahan datang setelah kesusahan, Nabi SAW bersabda :
واعلم أن النصر مع الصبر وأن الفرج مع الكرب وأن مع العسر يسرا
“Dan ketahuilah bahwasanya pertolongan itu beserta kesabaran dan kelapangan beserta kesempitan dan kesulitan beserta kemudahan”
Dari sepenggal kisah ini kita dapat mengambil pelajaran yaitu, sesungguhnya kebathilan walaupun didukung dengan kekuatan materi yang banyak akan binasa dihadapan kebenaran/al haq ketika para pembela kebenaran itu bersabar menghadapi kebatilan tersebut, Allah berfirman:
وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا (٨١)
“Dan Katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” (Al Isra : 81)
Pelajaran yang lain dari kisah ini adalah, Nabi Musa AS melakukan puasa di hari dimana ia diselamatkan dari kejaran Fir’aun dan tentaranya sebagai rasa syukur atas kemenangan yang haq dari kebathilan, dan puasa ini diikuti oleh Nabi kita Muhammad SAW. Ini menunjukan baahwa hendaknya segala kenikmatan yang Allah berikan kepada kita berupa keselamatan, kesehatan, kemudahan dan yang lainnya hendaknya disyukuri dengan melakukan berbagai macam ibadah dan ketaatan bukan dengan hura-hura dan pesta pora yang malah menimbulkan dosa.Wallahu A’lamu bishawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar