Di
suatu daerah terdapat sebuah kebiasaan masyarakatnya seperti yang dikatakan pepatah
“obor-obor blarak” yang memiliki
arti tentang sebuah semangat atau gerakan yang hanya bertahan sebentar saja.
Misalnya dalam sebuah kelompok tib-tiba bersemangat merencanakan ini itu namun
keesokan harinya, mereka membatalkan rencana tersebut. Jadi seakan-akan rencana
mereka hanya sebatas angan-angan belaka. Harusnya masing-masing orang memiliki
kesadaran diri agar masyarakatnya, khususnya para pemuda-pemudi menjadi
generasi penerus yang aktif. Karena tidak jarang saya melihat pemuda yang
berleha-leha. Hanya beberapa dari mereka yang aktif dari sekian banyaknya
pemuda di daerah tersebut.
Selain
kebiasaan di atas, masyarakat di daerah ini juga mayoritas pemikirannya masih
kuno. Mereka sedikit sulit mengenyam suatu hal yang baru apalagi menerimanya.
Misalnya, diadakannya kegiatan senam pagi bagi para ibu-ibu setiap seminggu
sekali. Kegiatan tersebut sudah berjalan lancar selama tiga minggu. Dan setelah
itu banyak dari warga, terutama bapak-bapak yang mengkritik miring mengenai
perihal itu. Maka kegiatan bersenam dihentikan. Sepertinya masyarakat lebih
nyaman dengan adat tradisi lama yang sudah turun temurun. Intinya “ra usah
neko-neko”, dengan sesuatu yang baru apalagi terlalu fanatik menanggapinya.
Tetapi di sisi lain peduduk di sini memilki sikap ramah dan mudah untuk
sosialisasi.
Melihat
hal itu, menurut kami masyarakat dapat membuka pemikiran yang lebih luas lagi. Karena tidak bisa kita hanya
menilai ulasan dari satu sudut pandang saja. Zaman semakin berkembang bukan
sedikit peluang untuk menelaah suatu yang baru lebih mendetail lagi. Kita boleh
mempertahankan tradisi lama yang memang sudah lama dipertahankan. Itu menjadi
suatu ciri khas tersendiri dari sebuah daerah. Tetapi, bukan berarti menolak
suatu hal yang baru yang datang dari luar daerah jika memang itu hal yang
bersifat positif. Bukankah Indonesia adalah negara multikutural...? Negara yang
lahir dari berbagai suku dan bangsa, negara yang memiliki bermacam-macam
tradisi,adat dan budaya. Apakah kita salah menerima budaya lain masuk ke daerah
kita....?
Juga
untuk para generasi penerusnya, mari bergegas untuk membangun masyarakatnya menjadi lebih aktif, berpikiran terbuka dan
berakhlak. Karena siapa lagi yang akan mebangaun masyarakat, jika bukan para pemuda dan pemudi dari daerah
itu sendiri. Mari kita manfatkan masa muda kita dengan nilai-nilai positif.
Saya sendiri sebagai generasi penerus bangsa ingin menjadi penerus yang
bermanfaat bagi daerah dan bangsa saya sendiri. Menjadi generasi yang peduli
akan kebutuhan-kebutuhan daerahnya. Karena masa muda kita cuma sebentar,
beberapa tahun yang akan datang kita hanya tinggal merasakan tentang apa yang
telah kita lakukan pada masa muda kita.
Syair bagi pemuda :
إذ الفتى حسب اعتقاده رفع # وكل من لم يعتقد لن ينتفع
Artinya :
Karena sebenarnya ketinggian derajat para pemuda itu berbanding lurus dengan keyakinannya. Maka para pemuda yang tidak memiliki keyakinan itu tidak ada manfaatnya.
(Nadzam Kitab Al-Imrity)
Penulis :
Ainul Widad
FB : https://www.facebook.com/aida.netsad
(Nadzam Kitab Al-Imrity)
Penulis :
Ainul Widad
FB : https://www.facebook.com/aida.netsad
Tidak ada komentar:
Posting Komentar