Kunjungan KAPOLRES Cirebon di PP Al-Ma'unah Kepuh |
Jauh sebelum masa
kemerdekaan, pendidikan beraroma pesantren sudah banyak bermunculan. Setelah
didirikan oleh para waliyullah dengan nama berbeda- beda. Namun, dengan maksud
dan tujuan yang sama.
Pondok pesantren disebut
telah menjadi sistem pendidikan nusantara dan pengkajian yang lebih kongkret. Untuk
itu sangat besar kemungkinan pesantren berperan sebagai wadah penempaan akhlak
mulia. Sehingga pesantren dapat disebut basis pertahanan moral anak bagi agama
dan bangsa pada masa-masa kritis. Pendidkan di lembaga ini kelak sangat
membantu di tengah derasnya arus modernisasi yang serba permisif dan hedonis.
Disini para santri
didik menjadi pelajar sejati. Karena proses belajar telah menjadi suatu sikap
yang melekat pada diri seorang santri. Sesuatu yang di kerjakan terus menerus
disadari atau tidak, akan menumbuhkan sebuah keterampilan pada sebagian orang.
Bahkan santri akan terbiasa menjalankan pembelajaran yang bersifat monoton.
Menumbuhkan
keterampilan ini ditanamkan di pesantren melalui berbagai cara. Mulai dari segi
formal,pengarahan,bimbingan,pelatihan bahkan terkadang juga dengan pemaksaan.
Prosesi Khotmil Qur'an |
Lembaga ini jelas
sangat berpengaruh untuk mempertahankan moral anak bangsa dari maraknya budaya
kebarat-baratan, pornografi, seks bebas dan beberapa perilaku penyimpang
lainnya.
Pesantren juga
berusaha mendidik para santri agar bisa lebih mengetahui berbagai macam fan
ilmu dengan matang. Kemudian mereka
dapat mengajarkannya pada masyarakat.
Namun yang memprihatinkan,
masih ada saja beberapa orang tua yang belum menyadari pentingnya pendidikan di
pesantren. Mereka beranggapan bahwa pendidikan non-pesantren lebih
menjamin masa depan anaknya.
Kegiatan PHBI PP Al-Ma'unah Kepuh |
Sebagai orang tua
harus yakin bahwa hanya pendidikan pesantrenalah yang lebih baik untuk
menggalih ilmu dan akhlak. Dan para orang tua harus ikhlas melepaskan anaknya
untuk menimba ilmu di pesantren.
‘’SENGSARALAH
SEKARANG JANGAN SAMPAI SENGSARA DIKEMUDIAN HARI ‘’
Penulis : Junainatun Nisa
Editor : Rahmat Mahfudz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar